Bisnis Online Murah & Mudah
Cepat Mendatangkan Duit Berlimpah
Dapatkan Info Lengkapnya dBC Network
Sangat cocok utk Semua Kalangan
www.dbc-network.com
-----------------------------------------------------------------
kode kliping : B048
jenis kliping : artikel kliping sosial budaya
judul : tvri berubahlah
penulis : rhenald kasali
sumber : kompas
tanggal terbit : 24 maret 2007
ringkasan isi kliping :
kliping artikel ini memaparkan tentang kita yang sedang tersesat dilembah reformasi, sekedar ganti orang, dan kita terperangkap dalam mitos kepemimpinan. mitos ini datangnya bersamaan dengan saat-saat reformasi itu disini dan antara lain diusung oleh jim collins yang menulis buku good to greet. sebagian orang yang kurang lengkap membaca manuskrip collins sangat mempercayai pentingnya kekuatan satu orang (atau suatu tim), seperti kata collins : “first find the right person and put them on the right seat” padahal jurus itu kurang lengkap. untuk memperbaharui organisasi, kita juga memerlukan karyawan yang hebat dan budaya disiplin.
kemudian dituliskan dalam artikel ini, perlunya bercermin secara realistis (termasuk warga tvri) dan para pemangku kepentingan. kita sudah terlalu membarkan tvri terbelenggu dan makin hari makin terperosok. kita sudah beberapa kali bongkar pasang orang dan hasilnya nihil. yang datang juga bukan sembarang orang, tetapi semuanya bubuar. itulah sebabnya saya menyebut super ceo cuma mitos belaka. yang dibutuhkan adalah energi baru dan serangkaian pelatihan dan pengalaman yang output-nya dapat berupa kreativitas membuat program, keahlian pemasaran dan public relations untuk mengubah citra tvri. dengan demikian diperlukan upaya semua pihak untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan, cara kerja, sistem, dan pola pikir lama yang tadinya besar dalam suasana stabil dan tanpa persaingan, menjadi kebiasaan baru yang lebih cocok dengan tuntutan-tuntutan baru.
Kliping Koran : TVRI Berubahlah
Posted by
share kliping
on Saturday, August 20, 2011
/
Labels:
artikel,
budaya disiplin,
dbc network,
kliping,
kliping koran,
rhenald kasali,
sosial budaya
0 comments:
Post a Comment